Asal Bahasa Manusia
Sebuah studi yang baru-baru ini dirilis menguak misteri asal muasal
bahasa yang digunakan manusia. Science Magazine edisi 15 April 2011
mengungkapkan, bahasa yang digunakan oleh manusia pertama kali muncul di
selatan Afrika. Dari sanalah kemudian bahasa ini menyebar ke seluruh
dunia.
SHUTTERSTOCK
Peneliti dari Universitas Auckland, Selandia Baru, Quentin Atkinson,
melakukan studi dengan menelusuri rekam jejak bahasa dengan cara memecah
504 bahasa ke dalam komponen terkecilnya yang disebut sebagai fonem.
Fonem berasal dari bahasa Latin, phonema, yang berarti suara yang
diucapkan. Penelitian menunjukkan, semakin beragamnya fonem yang
dimiliki oleh suatu bahasa menunjukan bahasa itu menjadi sumber dari
bahasa-bahasa lain yang lebih sedikit memiliki fonem.
Penelitiannya sampai pada kesimpulan bahwa semakin jauh sekelompok
manusia berkelana dari Afrika dalam rekam jejak sejarahnya, semakin
sedikit fonem yang digunakan dalam bahasa mereka. Ini mengartikan bahwa
sebagaimana diprediksikan dalam studi tersebut, bahasa-bahasa di Amerika
Selatan dan Kepulauan Pasifik memiliki fonem paling sedikit, sedangkan
bahasa-bahasa di Afrika memiliki fonem terbanyak.
Ternyata, pola ini juga memiliki kesamaan dengan studi terhadap genetik
manusia. Sebagaimana dipaparkan sebagai peraturan umum, semakin jauh
seseorang keluar dari Afrika, yang dianggap secara luas sebagai asal
muasal nenek moyang manusia, semakin kecil perbedaan antara individu
dalam populasi kelompok individu tersebut bila dibandingkan dengan
keragaman di daerah asalnya, Afrika.
Studi Atkinson ini menggunakan metode statistik mutakhir yang sama untuk
mengonstruksikan pohon genetik berdasarkan urutan DNA. Mengenai
penggunaan metode statistik ini dalam mencari sumber bahasa manusia,
seorang ahli bahasa, Brian D Joseph dari Universitas Ohio, mengatakan,
sebagai sumber wawasan baru dalam studi di bidangnya.
“Saya rasa kita sudah seharusnya memerhatikan hal ini dengan seirus meskipun masih ada orang yang akan menolaknya,” ujar Joseph.
Sebagai informasi tambahan, studi yang dilakukan Atkinson ini unik
karena berusaha menemukan akar bahasa dari waktu yang sangat lampau.
Tentang umur bahasa pun masih menjadi soal perdebatan karena di lain
sisi ditemukan fakta sementara bahwa umur bahasa telah mencapai 50.000
tahun.Namun, di lain sisi beberapa ahli bahasa lain juga masih skeptis
dengan fakta sementara itu. Mereka menemukan faktor lain yaitu
“perkembangan dari kata-kata yang sangat cepat” sehingga kemungkinan
umur bahasa sendiri tidak lebih dari 10.000 tahun lamanya
Asal Bahasa Manusia
Sebuah studi yang baru-baru ini dirilis menguak misteri asal muasal
bahasa yang digunakan manusia. Science Magazine edisi 15 April 2011
mengungkapkan, bahasa yang digunakan oleh manusia pertama kali muncul di
selatan Afrika. Dari sanalah kemudian bahasa ini menyebar ke seluruh
dunia.
SHUTTERSTOCK
Peneliti dari Universitas Auckland, Selandia Baru, Quentin Atkinson,
melakukan studi dengan menelusuri rekam jejak bahasa dengan cara memecah
504 bahasa ke dalam komponen terkecilnya yang disebut sebagai fonem.
Fonem berasal dari bahasa Latin, phonema, yang berarti suara yang
diucapkan. Penelitian menunjukkan, semakin beragamnya fonem yang
dimiliki oleh suatu bahasa menunjukan bahasa itu menjadi sumber dari
bahasa-bahasa lain yang lebih sedikit memiliki fonem.
Penelitiannya sampai pada kesimpulan bahwa semakin jauh sekelompok
manusia berkelana dari Afrika dalam rekam jejak sejarahnya, semakin
sedikit fonem yang digunakan dalam bahasa mereka. Ini mengartikan bahwa
sebagaimana diprediksikan dalam studi tersebut, bahasa-bahasa di Amerika
Selatan dan Kepulauan Pasifik memiliki fonem paling sedikit, sedangkan
bahasa-bahasa di Afrika memiliki fonem terbanyak.
Ternyata, pola ini juga memiliki kesamaan dengan studi terhadap genetik
manusia. Sebagaimana dipaparkan sebagai peraturan umum, semakin jauh
seseorang keluar dari Afrika, yang dianggap secara luas sebagai asal
muasal nenek moyang manusia, semakin kecil perbedaan antara individu
dalam populasi kelompok individu tersebut bila dibandingkan dengan
keragaman di daerah asalnya, Afrika.
Studi Atkinson ini menggunakan metode statistik mutakhir yang sama untuk
mengonstruksikan pohon genetik berdasarkan urutan DNA. Mengenai
penggunaan metode statistik ini dalam mencari sumber bahasa manusia,
seorang ahli bahasa, Brian D Joseph dari Universitas Ohio, mengatakan,
sebagai sumber wawasan baru dalam studi di bidangnya.
“Saya rasa kita sudah seharusnya memerhatikan hal ini dengan seirus meskipun masih ada orang yang akan menolaknya,” ujar Joseph.
Sebagai informasi tambahan, studi yang dilakukan Atkinson ini unik
karena berusaha menemukan akar bahasa dari waktu yang sangat lampau.
Tentang umur bahasa pun masih menjadi soal perdebatan karena di lain
sisi ditemukan fakta sementara bahwa umur bahasa telah mencapai 50.000
tahun.Namun, di lain sisi beberapa ahli bahasa lain juga masih skeptis
dengan fakta sementara itu. Mereka menemukan faktor lain yaitu
“perkembangan dari kata-kata yang sangat cepat” sehingga kemungkinan
umur bahasa sendiri tidak lebih dari 10.000 tahun lamanya
Posted in: Pengetahuan
0 komentar:
Posting Komentar